Cara Sederhana Atasi Anosmia COVID-19

“COVID-19 dapat menimbulkan berbagai gejala pada pasien, salah satunya adalah kehilangan bau badan atau anosmia. Peringatan, anosmia dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Makanan. Lantas bagaimana cara mengatasinya?

Jika Anda mengalami tanda-tanda anosmia berupa hilangnya bau badan, terutama di tengah infeksi COVID-19, segera periksakan diri ke dokter dengan Halodoc.
Chalodok, Jakarta. Dari awal merebaknya tahun 2019 hingga awal tahun 2020, gejala COVID-19 hampir identik dengan gejala flu. Saat itu gejala COVID-19 antara lain demam, batuk kering, lemas, perut membesar, diare, sakit tenggorokan, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan mual.

Namun, gejala COVID-19 meningkat dari waktu ke waktu. Momentum adalah salah satu penyakit yang paling umum dialami oleh pasien, kehilangan atau penurunan kemampuan untuk mencium (anosmia). Anosmia dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dalam banyak hal. Misalnya, dia tidak bisa mencium dan merasakan makanan, jadi dia tidak bisa mencium bahaya (asap, dll) dan kekurangan makanan.
Jadi bagaimana Anda menangani anosmia COVID-19?
Bagaimana mengatasi COVID-19 anosmia
Memang, cara mengatasi anosmia harus didasarkan pada penyebabnya. Misalnya, anosmia disebabkan oleh infeksi virus, sehingga dapat diobati dengan terapi antivirus. Perawatan ini didasarkan pada bantuan pernapasan.
Selain itu, ada cara sederhana lain untuk mengobati anosmia COVID-19:

1. Bersihkan bagian dalam hidung

Membersihkan bagian dalam hidung dapat membantu meredakan anosmia, menurut laporan dari National Health Service (NHS) Inggris. Perawatannya tidak sulit, bilas bagian dalam hidung dengan air garam. Cara ini berguna jika indra penciuman Anda terkena penyakit atau alergi.
Jika Anda tidak dapat membuat larutan garam di rumah, beberapa apotek menjual kantong yang dapat Anda gunakan untuk membuat larutan garam. Kemudian bilas hidung dengan asam laurat.

2. Belajar mencium

Selain cara-cara yang sudah dijelaskan di atas, ada juga cara mengatasi anosmia yang bisa kita lakukan. Disfungsi penciuman dalam diagnosis dan pengobatan COVID-19, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association (JAMA), dapat mengajari Anda cara untuk mengobati anosmia yang diinduksi COVID-19 dari penciuman Anda.
Pembelajaran penciuman melibatkan dengan sengaja menghirup dan mencium berbagai rempah-rempah (biasanya lemon, mawar, cengkeh, dan kayu putih). Lakukan ini selama 20 detik, setidaknya dua kali sehari selama minimal 3 bulan (atau lebih jika memungkinkan).
Menurut penelitian, metode di atas telah terbukti meningkatkan fungsi afektif pada pasien dengan disfungsi bau pasca-infeksi (OD).
Para ahli dalam penelitian tersebut mengatakan pelatihan aborsi untuk pasien COVID-19 dapat dipertimbangkan dengan pemberian COVID-19 karena pengobatan ini lebih murah dan memiliki efek samping yang lebih sedikit.

3. Konsultasikan dengan dokter Anda

Bagaimana anosmia disebabkan oleh COVID-19 juga dapat ditentukan dengan berkonsultasi dengan dokter. Harus ditekankan bahwa jika anosmia disertai dengan gejala lain, penting untuk menjalani tes dan mengikuti prosedur medis (proksi) yang sesuai. Jika anosmia adalah satu-satunya gejala Anda, buatlah janji dengan dokter Anda untuk saran perbaikan dan ikuti saran dokter Anda.

Dokter Anda juga dapat memberi Anda saran medis yang dapat membantu Anda mengatasi anosmia yang disebabkan oleh COVID-19. Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan pengobatan yang tepat terkait anosmia virus corona, termasuk penggunaan vitamin dan omega-3.
Menurut penelitian di atas, vitamin A intranasal diyakini dapat meningkatkan neurogenesis penciuman dan omega-3 sistemik, yang dapat bertindak melalui tindakan neuroregeneratif (neuro-regeneratif) atau anti-inflamasi. tindakan (anti-inflamasi). Sayangnya, hingga saat ini, tidak ada bukti bahwa pengobatan ini efektif pada pasien dengan anosmia yang terkait dengan infeksi virus corona.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *