10 Daftar Obat Apotek Dan Obat Darah Tinggi

Baik obat herbal maupun obat-obatan farmasi merupakan obat tekanan darah tinggi yang dapat digunakan oleh pasien.
Hipertensi, disebut juga tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana tekanan darah di atas 130/80 mmHg.
Kondisi ini menjadi penyebab merebaknya penyakit serius yang mengancam jiwa. Apalagi jika tidak segera diobati.
Beberapa penyakit juga sering dikaitkan, termasuk gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Apa obat darah tinggi dari jamu dan apotek yang bisa digunakan pasien?
Hal ini karena herbal yang digunakan dapat berinteraksi dengan obat tekanan darah tinggi yang diresepkan oleh dokter Anda.
Bukannya menguntungkan, kondisi ini justru menimbulkan masalah kesehatan baru, sehingga tekanan darah tinggi bisa semakin parah.
Tumbuhan juga tidak dapat mengobati tekanan darah tinggi. Penggunaannya hanya dapat mengatur tekanan darah dalam tubuh.

Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
Selain herbal, berikut daftar obat antihipertensi yang bisa dengan mudah ditemukan di apotek:

1. Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)

Menurut American Heart Association Journals, obat ini bekerja dengan menghalangi produksi hormon angiotensin, yang dapat mempersempit pembuluh darah.
Inhibitor ACE bekerja dengan merelaksasi dan memperbesar dinding otot pembuluh darah, memungkinkan tekanan turun.
Obat ini digunakan pada pasien di atas 65 tahun atau pada pasien dengan penyakit lain seperti penyakit jantung, gagal jantung, penyakit ginjal dan diabetes.
Efek samping ACE inhibitor termasuk sakit kepala, batuk kering, hiperkalemia, dan ruam.

2. Penghambat reseptor angiotensin II (ARB)

Obat ini bekerja dengan cara yang sama seperti ACE inhibitor. ARB biasanya diberikan kepada pasien yang tidak kompatibel dengan ACE inhibitor.
Efek samping ARB yaitu sakit kepala dan resiko tinggi kematian janin bila diberikan pada ibu hamil.

3. Beta-blocker

Menurut Mayo Clinic, beta-blocker bekerja dengan menghalangi efek epinefrin atau adrenalin.
Kedua hormon tersebut meningkatkan sirkulasi darah dan tekanan dalam tubuh.
Jenis obat ini dapat memperlambat detak jantung dan menurunkan tekanan darah.
Efek samping beta-blocker termasuk pusing, sakit kepala, mual, kelelahan, insomnia, dan sesak napas.
Obat ini tidak dianjurkan untuk penderita tekanan darah tinggi dan asma.

4. Penghambat saluran kalsium (CCB)

Obat ini bekerja dengan cara menghalangi masuknya kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah di dalam tubuh.
Hal ini menyebabkan sel-sel jantung dan pembuluh darah untuk beristirahat dan bersantai, yang menurunkan tekanan darah.
Efek samping CCB yaitu sakit kepala, kaki bengkak, jantung berdebar dan sembelit.

5. Diuretik

Obat ini bekerja dengan membuang kelebihan air dan natrium dari tubuh melalui urin.
Ini mengurangi jumlah cairan dan garam di pembuluh darah dalam tubuh, yang menurunkan tekanan darah.
Efek samping diuretik yaitu haus berulang, buang air kecil meningkat, kram otot, dehidrasi, ruam dan gejala asam urat.

6. Nitrat

Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah guna meningkatkan sirkulasi darah ke jantung.
Dengan cara ini, jantung tidak harus memompa darah lebih keras.
Efek samping nitrat termasuk pusing, kemerahan, mual, tekanan darah rendah dan ketidaknyamanan mulut.

7. Alpha-blocker

Obat ini bekerja dengan menghalangi hormon norepinefrin, yang mengurangi sirkulasi darah dan menyebabkan kontraksi otot.
Alpha-blocker menyebabkan pembuluh darah lebih rileks, yang menurunkan tekanan darah.
Efek samping alpha-blocker, yaitu pusing dan penurunan tekanan darah saat tubuh berubah postur.
Beberapa langkah pengobatan tersebut dapat didukung dengan menerapkan pola hidup sehat.
Beberapa gaya hidup tersebut antara lain pola makan yang sehat dan seimbang, olahraga teratur, mengikuti pola makan yang sehat, berhenti merokok, berhenti minum alkohol, dan cukup istirahat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *