Wapada Stres Sebabkan Kematian

Wapada Stres Sebabkan Kematian

Stres adalah keluhan umum yang dihadapi banyak orang, terutama ketika dihadapkan pada situasi stres. Beberapa orang dapat mengatasi stres. Tetapi bagi orang lain, stres bisa permanen dan berulang. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari cara mengatasi stres agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan.

Efek negatif untuk kesehatan dari stres

Stres merupakan respon tubuh terhadap perubahan lingkungan yang berupa respon fisik, mental atau emosional. Respon ini disebut “fight or flight” dan menyebabkan peningkatan denyut jantung, pernapasan cepat, ketegangan otot dan tekanan darah tinggi. Jadi bagaimana stres mempengaruhi kondisi fisik? Itulah jawabannya.
1. Sistem saraf pusat dan sistem endokrin.
Sistem saraf pusat terutama bertanggung jawab untuk menanggapi stres dari saat itu terjadi sampai hilang. Sistem saraf pusat tidak hanya memicu respons “lawan atau lari”, tetapi juga mengirimkan perintah dari hipotalamus ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon adrenalin dan kortisol.
Ketika kortisol dan adrenalin dilepaskan, hati memproduksi banyak gula darah (glukosa) untuk memberi energi pada tubuh. Ketika tubuh menggunakan semua energi ekstra, tubuh menyerap glukosa lagi. Bagi mereka yang rentan terhadap diabetes tipe 2, glukosa tidak dapat diserap sepenuhnya, sehingga kadarnya meningkat.
Pelepasan hormon adrenalin dan kortisol menyebabkan detak jantung, pernapasan cepat dan pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki. Bagaimana jika kecemasan mulai hilang? Sistem saraf pusat memberitahu tubuh untuk kembali normal.
2. Sistem pernapasan.
Di bawah tekanan, pernapasan menjadi lebih cepat karena tubuh harus mengedarkan oksigen ke tubuh. Bagi penderita asma dan emfisema, kondisi ini dapat menyebabkan masalah yang lebih serius.
3. Untuk sistem kardiovaskular.
Selain mempercepat detak jantung, stres kronis dapat melebarkan pembuluh darah, menyebabkan otot dan jantung menjadi lebih besar. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan darah dan volume darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, stres kronis dapat meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, dan stroke.
4. Sistem pencernaan.
Stres dapat menyebabkan mulas, asidosis pencernaan, mual, muntah dan sakit perut. Stres juga mempengaruhi pergerakan usus, meningkatkan risiko diare dan sembelit.
5. Untuk sistem otot.
Stres berkepanjangan, yang memanifestasikan dirinya untuk waktu yang lama, otot-otot tidak punya banyak waktu untuk beristirahat. Akibatnya, otot-otot yang tegang tersebut dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung, dan nyeri tubuh.
6. Sistem reproduksi:
Di bawah tekanan, pria menghasilkan lebih banyak testosteron. Kondisi ini secara singkat dapat meningkatkan hasrat seksual. Jika ini berlanjut dalam waktu lama, kadar testosteron pada pria mulai menurun, mengganggu produksi sperma, yang dapat meningkatkan risiko ereksi atau kelemahan. Bagaimana dengan wanita? Stres jangka panjang dapat memengaruhi siklus menstruasi Anda.
7. Garis pertahanan.
Tekanan berkepanjangan merangsang tubuh untuk memproduksi kortisol (hormon stres), yang dapat mengontrol pelepasan histamin dan respon inflamasi dalam memerangi zat asing. Akibatnya, seseorang yang menderita depresi kronis lebih rentan terhadap penyakit menular (seperti flu) dan sulit menyembuhkan luka.

Baca Juga  Simak Tips Ampuh Atasi Hidung Gatal

Efek Mematikankarena Stres

Menurut penelitian oleh Yale University School of Medicine, stres manusia dapat menyebabkan kematian mendadak karena detak jantung yang tidak teratur. Sebuah studi yang diterbitkan oleh American Heart Association yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menunjukkan bahwa stres di tempat kerja atau sekolah (atau apa pun yang terkait dengan kesuksesan dan pencapaian seseorang) mengubah detak jantung seseorang. Aritmia atau detak jantung abnormal pada orang dengan depresi lebih cepat dan lebih sulit dikendalikan daripada orang dengan penyakit jantung karena alasan lain. Stres memiliki pengaruh besar pada detak jantung. Jika stres terlalu kuat, Anda mungkin tiba-tiba mengalami serangan jantung, yang bisa berakibat fatal atau fatal.
Studi lain oleh para ahli di Columbia University Medical Center juga mengkonfirmasi hasil dari Yale University School of Medicine. Sebuah studi enam tahun menemukan bahwa orang dengan masalah jantung dan tekanan darah tinggi berisiko untuk “periode kerentanan”. Ini adalah saat ketika seseorang rentan terhadap kematian akut yang disebabkan oleh stres dan masalah jantung. Masa rapuh ini biasanya berlangsung sekitar dua setengah tahun. Setelah periode ini, sebuah penelitian terhadap 5.000 peserta menyimpulkan bahwa risiko kematian mendadak atau mendadak akan meningkat. Lambat laun, saya tersesat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *