Yogyakarta, Tersurat.com – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Attention Deficit Disorder / Hyperactivity (ADHD) merupakan gangguan perilaku yang sering terjadi pada anak.
Kondisi ini umumnya ditemukan dengan perilaku hiperaktif dan sulit berkonsentrasi. Sayangnya, banyak orang tua gagal mengenali gejala ADHD pada anak. Sebagian besar gangguan perilaku ini ditemukan saat anak mencapai usia sekolah.
Gangguan ADHD jika terdeteksi sejak dini, bisa diobati dengan terapi. Dengan terapi rutin, anak bisa lebih tenang dan konsentrasi belajarnya bagus.
- Baca Juga : Jangan sampai salah ! inilah perbedaan antara psikolog dan psikiater
Lantas apa saja gejala ADHD? Berikut enam gejala ADHD pada anak yang perlu diwaspadai orang tua.
Gejala ADHD Pada Anak
1. Perhatian anak-anak mudah teralihkan
Anak-anak dengan ADHD dapat dengan mudah teralihkan dari hal-hal lain. Misalnya, seorang anak makan dan kemudian ada sesuatu yang hilang, sehingga perhatiannya sangat mudah tertuju pada hal baru ini. Anak juga akan meninggalkan hal-hal yang mereka lakukan sebelumnya. Ini biasa terjadi dan orang tua biasanya berjuang untuk mengontrol kebiasaan anak.
2. Tidak rajin atau tidak bisa selesai saat mengerjakan Tugas
Anak-anak dengan ADHD yang masih berhubungan dengan gejala pertama umumnya mengalami kesulitan menyelesaikan tugas hingga selesai. Ini karena perhatiannya mudah teralihkan, mudah bosan, dan sulit untuk mempertahankan fokus.
Kondisi ini dapat terjadi di rumah atau di sekolah sehingga menyebabkan hasil belajar yang buruk pada anak ADHD.
3. Anak-anak sangat aktif di rumah dan di luar rumah
Gejala lain dari anak ADHD adalah mereka sangat aktif di dalam dan di luar rumah, seperti bermain game atau di sekolah.
Anak-anak dengan ADHD memiliki energi yang tidak terbatas. Dalam kehidupan sehari-hari, anak Kamu mungkin saja berlarian, suka memanjat, dan juga usil. Orang tua cenderung sulit meminta anaknya tetap tenang.
4. Tidak bisa tinggal di kelas
Gejala ADHD lainnya adalah anak Kamu tidak bisa diam di kelas. Selama kelas, anak-anak dengan ADHD biasanya senang pergi ke meja lain dan menggoda teman mereka.
Guru akan merasa sulit untuk meminta anak-anak duduk diam atau mengikuti petunjuk di kelas. Perilaku ini biasanya membuat guru curiga bahwa seorang anak mungkin menderita ADHD. Guru dapat melaporkannya kepada orang tua untuk diperlihatkan kepada anak kepada dokter.
5. Terus bicara
Beberapa anak dengan ADHD suka berbicara tanpa henti. Faktanya, anak-anak ADHD cenderung mengatakan atau membicarakan hal-hal yang tidak penting. Orang tua umumnya sulit meminta anaknya diam.
6. Emosi sering meledak
Anak-anak dengan ADHD dapat mengalami ledakan emosi. Kondisi ini bisa muncul ketika keinginannya tidak terpenuhi. Kemudian anak menjadi mudah tersinggung dan menimbulkan perilaku meledak-ledak seperti melempar barang dan lain-lain.
Sebaliknya, anak-anak juga dapat dengan mudah merasa sangat bahagia saat mereka sedang senang. Perilaku ini mirip dengan gangguan bipolar. Faktanya, ada penelitian yang menunjukkan bahwa anak-anak dengan ADHD berisiko lebih tinggi mengalami gangguan bipolar di kemudian hari.
Jika anak Kamu mengalami salah satu gejala di atas, segera temui dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang benar.
Bagaimana Cara Mengobati ADHD?
Meskipun ADHD tidak dapat disembuhkan, ada beberapa hal yang dapat Kamu lakukan untuk mengontrol gejala ADHD. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan keterampilan belajar, dan mencegah mereka dari perilaku yang dapat membahayakan diri mereka sendiri. Biasanya, pengobatan ADHD bisa berupa pengobatan atau terapi.
Dokter memberikan obat untuk menenangkan orang dan mengurangi impulsif sehingga orang bisa lebih fokus. Selama terapi, gangguan yang mungkin terkait dengan ADHD seperti Depresi. Terapi yang biasa digunakan pada penderita ADHD adalah terapi perilaku kognitif, terapi psikologis, atau pelatihan interaksi sosial.
Orang tua dan keluarga juga dilibatkan dalam menangani ADHD karena merekalah yang paling banyak berinteraksi dengan anak-anak. Kamu akan menerima pelatihan tentang ADHD, tentang cara menangani anak-anak dengan ADHD, tentang memotivasi anak-anak untuk menggunakan kekuatan mereka, atau tentang pelatihan untuk mendukung orang tua yang memiliki anak-anak ADHD.