penceggahan coronavirus

Masalah COVID-19 yang belum terselesaikan

TerSurat.com Yogyakarta – Persiapan yang dilakukan Singapura untuk menghadapi COVID-19 tentunya berawal dari pengalaman yang agak pahit saat wabah SARS melanda negara tersebut. Namun demikian, masih ada beberapa hal yang perlu diatasi terkait timbulnya penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi seperti pneumonia.

Baca Juga :  Bagaimana Singapura menangani COVID-19, hingga dapat pujian dari WHO

1. Pahami proses transfer

Salah satu topik yang masih menjadi pembahasan dan dibutuhkan dalam menangani COVID-19 adalah memahami proses penularannya.Pemahaman ini diperlukan karena ada kasus di mana orang yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala dapat menularkan infeksi virus.

2. Gejala Awal COVID-19

Selain memahami penularan, para ahli masih belum bisa memastikan gejala awal COVID-19. Hal tersebut dikarenakan banyak orang yang datang ke rumah sakit dengan gejala yang ringan dan umum, seperti:

  • batuk kering
  • Sakit tenggorokan
  • demam ringan
  • Merasa tidak enak badan, badan terasa lemas

Namun, gejala ini memburuk dalam beberapa hari dan ada risiko infeksi saluran pernapasan akut. Tentunya saat kondisi ini terjadi, mereka akan menjalani serangkaian tes skrining untuk melihat apakah mereka terinfeksi virus atau tidak. Akibatnya, petugas kesehatan masih perlu melakukan penelitian tentang gejala COVID-19 yang mirip dengan flu biasa.

3. Tingkat keparahan penyakit

Mengingat gejala yang disebabkan oleh COVID-19 sangat luas dan mirip dengan penyakit lain, para ahli belum memahami tingkat keparahannya untuk menangani wabah ini.Penting untuk membedakan antara pasien individu yang berisiko mengalami gejala dan penyakit yang lebih serius. Namun, sejauh ini, beberapa laporan menemukan bahwa COVID-19 menimbulkan gejala yang cukup parah hingga menyebabkan kematian.

Baca Juga  Cari tahu tentang berbagai jenis status nutrisi, yang manakah Anda?

4. Perawatan yang paling efektif

Sejauh ini, para ahli telah menguji beberapa obat yang diyakini efektif mengatasi COVID-19. Salah satunya adalah kombinasi obat HIV dan obat flu secara acak. Ada juga klaim oleh peneliti China bahwa obat anti malaria dapat menyembuhkan infeksi virus. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan pasien mana yang paling diuntungkan dari perawatan ini. Dimulai dengan memulai pengobatan hingga dinyatakan sembuh.

5. Temukan cara yang lebih baik untuk berkomunikasi

Komunikasi dalam menghadapi wabah COVID-19 juga sangat penting. Tak heran jika masyarakat sangat prihatin dengan wabah yang diyakini berlangsung begitu cepat ini. Salah satu perbedaan antara SARS dan COVID-19 adalah kecepatan arus informasi dari media sosial. Meskipun sangat berguna untuk memperbarui informasi, tidak jarang beberapa media melaporkan olok-olok dan menyebabkan lebih banyak kepanikan. Oleh karena itu, saat terjadi wabah, penting untuk mendapatkan informasi yang jelas, akurat, dan terkini dari sumber yang dapat dipercaya. Hal ini setidaknya memiliki efek mengurangi rasa takut akan berita wabah penyakit tertentu.

6. Kelola stres tenaga kesehatan

Tidak hanya orang yang mengalami stres akibat wabah COVID-19, petugas kesehatan yang merawat pasien akibat infeksi virus SARS-CoV-2 juga banyak mendapat tekanan. Penanganan COVID-19 saat bekerja di rumah sakit daerah membutuhkan prosedur yang agak rumit. Selain itu, mereka sepertinya tidak akan pernah lupa merawat karyawan yang terinfeksi virus. Sementara itu, dokter dan petugas kesehatan lainnya juga stres ketika menghindar karena takut menularkan infeksi. Dampak fisik dan psikologis yang dihadapi petugas kesehatan mengharuskan mereka membutuhkan dukungan pemerintah.

7. Pengembangan vaksin COVID-19

Baik SARS, MERS-CoV, maupun COVID-19 belum menemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini. Tingkat penularan yang tinggi dan cepat mendorong para peneliti untuk mempercepat proses pembuatan vaksin. Beberapa negara seperti Indonesia dan Singapura ingin berkontribusi dalam pemberian vaksin COVID-19. Namun, prosesnya tidak berumur pendek, karena dibutuhkan waktu sekitar satu tahun atau lebih agar vaksin tersebut dapat digunakan di seluruh dunia. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi risiko infeksi COVID-19 sangat penting dilakukan guna menanggulangi wabah penyakit ini.

Baca Juga  Manfaat Besar Biji Mahoni Yang Wajib Anda Ketahui

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *