Daftar Isi
TerSurat.com Yogyakarta – Kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 2.491 orang dalam sebulan terakhir. Namun, diyakini bahwa jumlah orang yang tertular bahkan lebih tinggi. Jarak fisik adalah ukuran terbaik untuk memperlambat laju transmisi. Pada akhir Maret lalu, beberapa alumni Departemen Matematika Universitas Indonesia menggunakan model matematika sederhana untuk memprediksi akhir pandemi COVID-19. tiga skenario yang mungkin terjadi di Indonesia yang Mereka ungkapkan.
Baca Juga : Kapan Pandemi Di Indonesia COVID-19 Akan Segera Berakhir?
1. Semua orang bergerak tanpa jarak
Dalam skenario ini, tidak ada kebijakan yang esensial dan kritis untuk mengurangi interaksi manusia. Semua orang melakukan aktivitas seperti biasa, tempat umum dibuka dan tidak ada tindakan pencegahan. Pandemi diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 4 Juni 2020 dengan 11.318 kasus baru. Jumlah kasus positif mencapai ratusan ribu kasus. Akhir pandemi COVID-19 baru bisa diamati dari akhir Agustus hingga awal September.
2. Ada kebijakan, tapi masyarakat kurang disiplin
Sudah ada pedoman jarak, tapi kurang kaku dan kurang strategis. Komunitas juga tidak disiplin dalam hal menjaga jarak secara fisik. Indonesia kurang lebih dalam keadaan itu. Pandemi diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 2 Mei 2020 dengan 1.490 kasus baru. Jumlah kasus positif mencapai 60.000 kasus. Pandemi mereda pada akhir Juni atau awal Juli.
3. politik yang tegas dan masyarakat yang disiplin
Sejak 1 April, kebijakan yang tegas dan strategis diberlakukan untuk membatasi interaksi manusia. Komunitas yang disiplin melakukan jarak fisik dan tinggal di rumah. Dalam skenario ini, pandemi kemungkinan akan mencapai puncaknya pada 16 April dengan 546 kasus baru. Jumlah kasus positif mencapai 17.000. Akhir pandemi COVID-19 dimulai pada akhir Mei atau awal Juni. Seperti halnya SARS, wabah COVID-19 merupakan dampak melimpahnya atau penularan virus dari hewan ke manusia. Virus penyebab wabah SARS diketahui berasal dari kelelawar, sedangkan SARS-CoV-2 berasal dari trenggiling. SARS-CoV-2 dapat bermutasi di pasar yang menjual hewan liar dan kemudian mentransfer spesies ke manusia ketika seseorang memakan dagingnya. Untuk alasan ini, makan daging hewan liar adalah kunci utama untuk mencegah pandemi di masa depan.
Setiap orang harus waspada untuk tidak memakan daging hewan liar, mengingat hewan liar sangat mungkin membawa virus yang berbahaya. Di sisi lain, para ahli bisa memantau hewan berisiko tinggi. Selain itu, masyarakat harus mengikuti pola hidup bersih dan sehat dengan cermat agar tidak terpapar virus dari lingkungan sekitar. Juga lindungi diri Anda dan orang-orang terdekat Anda dengan vaksinasi, jika tersedia. Akhir pandemi COVID-19 mungkin masih belum terlihat. Sekarang, bagaimanapun, masing-masing pihak berusaha untuk mengidentifikasi pasien dan mencegah penularan. Anda juga dapat berperan aktif dengan menggunakan jarak fisik dan menjaga kebersihan. Selain itu, Anda juga bisa terlibat untuk membantu petugas kesehatan di Indonesia mendapatkan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap dan akses ventilator di rumah sakit sesuai standar WHO dan pasien COVID-19. Silakan berdonasi melalui tautan di bawah ini.