smartphone & pengguna

Ketahui Batasan untuk menggunakan media sosial dalam sehari, Menurut psikolog

TerSurat.com Yogyakarta – Di era digital, masyarakat global lebih bergantung pada teknologi untuk kehidupan sehari-hari dan pekerjaan dibandingkan generasi sebelumnya. Berdasarkan HootSuite dan We Are Social Research in Global Digital Reports 2020, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan akses internet harian terpanjang. Pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun di Indonesia menghabiskan rata-rata 8 jam 36 menit per hari menggunakan internet. Jumlah ini melebihi rata-rata waktu penggunaan internet global yang sekitar 6 jam 43 menit per hari. Paparan layar digital setiap hari berkontribusi pada peningkatan ketidaknyamanan mata kering dan sindrom penglihatan komputer. Mata kering atau mata kering adalah kelainan multifaktorial pada air mata dan permukaan mata yang menyebabkan gejala ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan lapisan air mata yang berpotensi merusak permukaan mata.

Baca juga: Ketahui Batasan untuk menggunakan media sosial dalam sehari, Menurut psikolog,

Bayangkan suatu hari tanpa smartphone atau koneksi internet. Bagaimana perasaan Anda? Gelisah? Sesuatu yang hilang? Apakah Anda menyukai media sosial?

Ya, kebanyakan orang saat ini tidak dapat bertahan sehari tanpa mengakses akun media sosial mereka. Survei tahun 2016 oleh Global Web Index menemukan bahwa rata-rata orang menghabiskan dua jam sehari hanya untuk membuka media sosial. Faktanya, terlalu banyak menggunakan media sosial tidak baik untuk kesehatan Anda. Berapa lama waktu yang wajar untuk dimainkan di media sosial dalam sehari? Berikut ulasannya.

1. Efek kesehatan dari terlalu banyak penggunaan media sosial

Survei lain yang dilakukan oleh Retrevo menemukan bahwa 11% peserta studi mengaku tidak bisa menahan diri untuk tidak membuka media sosial setiap dua jam. Angka tersebut tentunya tidak terlalu mengherankan mengingat kebiasaan masyarakat saat ini yang tidak lepas dari ponselnya masing-masing. Menurut sejumlah penelitian, penggunaan media sosial yang berlebihan berdampak negatif bagi kesehatan mental seseorang. Salah satunya adalah penelitian dari University of Pittsburgh. Studi ini menunjukkan bahwa orang yang terlalu aktif di media sosial setiap hari memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengembangkan depresi dibandingkan orang yang jarang menggunakan media sosial. Studi lain dari Case Western Reserve School of Medicine juga mengaitkan kecanduan media sosial dengan perilaku sembrono, terutama di kalangan remaja. Menurut penelitian tersebut, remaja yang kecanduan media sosial 3,5 kali lebih mungkin melakukan hal-hal berisiko tanpa berpikir panjang. Misalnya merokok, minum alkohol, dan berhubungan seks.

2. Apa batasan yang wajar untuk menggunakan media sosial?

Menggunakan media sosial secara bijak dan bertanggung jawab berarti membatasi penggunaan agar tidak mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Anda juga harus mahir menyaring informasi untuk menghindari risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi. Para ahli sendiri belum merinci secara pasti berapa lama seseorang bisa bermain media sosial dalam sehari. Pasalnya, setiap orang memiliki kondisi psikologis dan reaksi emosional yang berbeda terhadap konten media sosial. Namun, tidak disarankan menghabiskan hingga dua jam sehari di media sosial. Seorang psikoterapis dari California School of Professional Psychology, Philip Cushman, merekomendasikan untuk membatasi penggunaan media sosial dari setengah jam menjadi satu jam per hari. Nanti, saat Anda terbiasa meninggalkan media sosial, satu-satunya cara untuk membatasinya justru lebih ketat lagi saat Anda punya waktu luang.

3. Kuncinya adalah keseimbangan

Ingat, Anda tidak sepenuhnya dikecualikan dari penggunaan media sosial. Media sosial juga bisa menawarkan berbagai keuntungan, seperti: B. memelihara hubungan yang baik. Jadi kunci untuk menggunakan media sosial secara adil adalah keseimbangan. Jadi jangan biarkan media sosial terlibat dalam produktivitas dan interaksi harian Anda. Andalah yang bisa mengontrol kebiasaan membuka media sosial, bukan smartphone Anda. Itu tidak berarti Anda harus segera membuka pemberitahuan dan segera merespons saat masuk. Apalagi jika kontennya tidak mendesak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *