TerSurat.com Yogyakarta – Ada beberapa jenis vaksinasi wajib untuk bayi, DPT salah satunya. Imunisasi DPT merupakan singkatan dari tiga penyakit yang berbeda yaitu difteri, pertusis dan tetanus. Mengapa vaksin untuk melawan ketiga penyakit ini wajib dan menjadi satu? Berikut penjelasan tentang pemberian vaksin DPT pada anak.
Baca Juga : Ketahuilah Keamanan, efek samping dan dosis berbeda dari vaksin COVID-19
1. Apa itu Imunisasi DPT?
Vaksin DPT atau imunisasi adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah tiga penyakit mematikan, yaitu difteri, pertusis, dan tetanus. Penyebab ketiga penyakit serius adalah infeksi bakteri. Sejak tahun 1940-an hingga saat ini sudah berlaku Kombinasi imunisasi DPT. Difteri dan pertusis dapat menyebar melalui kontak tatap muka (orang-ke-orang), sedangkan tetanus dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka. Vaksin DPT dapat mencegah ketiga penyakit ini sekaligus, tetapi sekarang WHO telah mengembangkan berbagai jenis imunisasi DPT. Pada dasarnya imunisasi jenis ini dapat mencegah penyakit-penyakit berikut:
- difteri
Penyebab penyakit ini adalah infeksi bakteri. Cara kerjanya dengan menyerang tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas. Bakteri yang disebut Corynebacterium diphtheria ini menghasilkan racun dan dapat mempengaruhi organ lain di dalam tubuh. Difteri menyebabkan terbentuknya selaput jaringan mati di tenggorokan dan amandel. Penumpukan jaringan membuat Anda sulit bernapas dan menelan. Difteri dapat ditularkan melalui kontak fisik langsung, seperti menghembuskan napas, batuk, atau bersin, dari seseorang yang terinfeksi.
- Pertusis
Sama seperti difteri, penyebab pertusis adalah infeksi bakteri. Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), masyarakat mengenal pertusis sebagai batuk rejan. Batuk rejan merupakan batuk tak terkendali yang membuat seseorang sulit makan, minum, dan bernapas. Pertusis merupakan masalah kesehatan yang sangat serius pada bayi dan anak karena dapat menyebabkan pneumonia, kejang, kerusakan otak, bahkan kematian. Sedangkan pada remaja dan dewasa, pertusis dapat menyebabkan:
- penurunan berat badan
- Kandung kemih tidak dapat dikontrol
- pingsan
- Tulang rusuk patah
Keempat hal tersebut bisa terjadi karena batuk yang sangat parah.
- tetanus
Penyakit yang bernama lain tetanus ini disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani. Infeksi oleh bakteri ini menyebar melalui spora bakteri pada luka terbuka. Setelah masuk ke dalam tubuh melalui luka, spora berkembang menjadi bakteri dan menghasilkan racun berbahaya yang disebut tetanospamine. Pasien tetanus menunjukkan tanda-tanda kejang otot, kesulitan bernapas, dan akhirnya kematian.
- polio
Poliomielitis disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat dan merusak sistem saraf motorik. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan otot, bisa bersifat sementara atau bahkan permanen. Dalam kasus yang sangat parah, polio memengaruhi saluran udara dan kemampuan menelan. Ketika seseorang terkena polio, kondisinya mungkin tidak sembuh total. Namun, imunisasi polio, baik Anda bergabung dengan DPT atau tidak, dapat mencegah penularan penyakit dan secara signifikan mengurangi kejadian polio.
- HiB (Haemophilus Influenza Tipe B)
Haemophilus influenzae tipe b (HiB) merupakan bakteri penyebab infeksi pada bagian organ tubuh seperti otak, paru-paru, saluran udara, tulang, dan jantung. karena sistem kekebalan tubuhnya masih lemah maka bayi dan anak-anak cenderung lebih mudah terserah oleh Bakteri ini Namun, orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah juga memiliki peluang terpapar bakteri ini. Imunisasi HiB dapat melindungi anak dari berbagai penyakit serius seperti meningitis, infeksi radang tulang (osteomielitis), infeksi laring (epiglotitis), pneumonia dan septicemia.
- Hepatitis (HB)
Imunisasi Hepatitis B (HB) termasuk dalam vaksin gabungan dengan DPT baik dalam kelompok Pentabio maupun Pentavalent. Penyebab hepatitis B adalah virus hepatitis B yang berisiko terkena kanker hati dan sangat menular. Dosis pertama vaksin hepatitis B harus diberikan kepada bayi segera setelah bayi lahir. Imunisasi hepatitis B yang diikuti dengan DPT dapat diperoleh bayi setelah usia 2, 3 dan 4 bulan.
2. Jenis Imunisasi DPT
Menurut WHO, vaksin ini disebut pentavalent, kombinasi imunisasi DPT, HiB (Haemophilus Influenza Tipe B) yang menyebabkan radang otak, dan hepatitis B (HB). Semuanya digabungkan dalam satu injeksi, sehingga dalam satu injeksi 5 Kra