TerSurat.com Yogyakarta Mahasiswa jurusan agro-ekoteknologi jurusan agrobioteknologi Universitas Udayana berminat menulis. Selain bekerja sebagai penulis konten lepas, ia juga menulis artikel blog untuk sebuah LSM di Bali. Menurut penelitian Thomas Robert Malthus, populasi dunia berkembang sangat pesat dan tidak seimbang dengan produksi pangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pertambahan penduduk dunia mengikuti deret geometri, sedangkan produksi pangan mengikuti deret aritmatika.
Baca juga: Bagaimana mengubah kotoran sapi menjadi pupuk organik
Oleh karena itu konsep pertanian terpadu yaitu suatu sistem pertanian yang menyatukan beberapa bidang usaha: pertanian, peternakan, dan perikanan. Sistem Pertanian Terpadu adalah sistem pertanian yang berfokus pada pertanian tanpa limbah dan menghasilkan 4F (pangan, pakan, pupuk, bahan bakar).
1. Sistem pertanian terintegrasi perlu diterapkan
Salah satu tujuan dari sistem pertanian terpadu adalah untuk meminimalkan risiko kerugian jika terjadi gagal panen, karena terdapat wilayah usaha lain yang berbeda dengan sistem monokultur ketika terjadi gagal panen dimana petani jelas-jelas merugi. Dalam rangka memajukan kesejahteraan petani, Pemerintah Provinsi Bali menginisiasi program pertanian terpadu yaitu simantri unggulan Pemprov Bali untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali yang dikembangkan pada tahun 2009 di sepuluh lokasi oleh Gapoktan Simantri di tujuh Bali. kabupaten / kota. Salah satu gapoctan tersebut adalah Kelompok Tani Karya Mesari di BR. Selat Anyar, Desa Selat, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Kelompok tani ini didirikan pada tahun 2013. Pada awal berdirinya, kelompok tani ini mendapatkan bantuan dana sebesar Rp225.000.000 dari Pemprov Bali untuk pengembangan tanaman pangan dari demplot pertanian organik untuk pepaya, cabai, jambu kristal dan buah naga sebesar 4.510.000. Jumlah rupiah yang ada dan pembinaan ternak terdiri dari lembu jantan, sapi dan peralatan pengolahan kotoran sapi sebesar Rp 220.490.000.
2. Limbah kotoran sapi digunakan sebagai biogas
Sebelum adanya program Simantri ini, warga mengaku limbah kotoran sapi tersebut hanya terbuang percuma. Kini warga bisa memanfaatkan limbah kotoran sapi tersebut. Limbah kotoran sapi digunakan untuk pembuatan biogas, sedangkan limbah urine sapi digunakan untuk pembuatan biourin. Biourin sendiri merupakan salah satu jenis pupuk cair yang komponen dasarnya adalah urine sapi. Biourin merupakan salah satu alternatif pupuk cair yang dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
Proses pembuatan biourin
- Biourin diproduksi dengan memegang drum plastik berisi urin sapi (sekitar 150 liter).
- Kemudian tambahkan tetes tebu 750 ml, Empon-Empon, R-Bacillus dan bakteri Azobacter sebagai starter fermentor menjadi 250 ml atau bisa diganti dengan EM4.
- Bakteri EM4 dan molase dilarutkan dalam 10 liter air bersih, kemudian dituang ke dalam drum urine dan ditambahkan Empon-Empon yang sudah dihancurkan.
- Kemudian diaduk selama 15 menit kemudian ditutup rapat selama tujuh hari untuk proses fermentasi.
- Setelah tujuh hari, urine dipompa dengan pompa yang biasa digunakan di akuarium dan dialirkan melalui saluran plastik sepanjang 2 m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam untuk menurunkan kadar amonia.
Kelompok Tani Karya Mesari membuat biourin ini tersedia untuk petani lokal secara gratis, membantu mengurangi modal mereka di bidang pertanian.
Aplikasi pupuk cair biourin juga mudah dengan cara disemprotkan atau disiramkan. Selain mudah digunakan, Biourin menawarkan kesempatan untuk memperbaiki struktur organik tanah, mengatasi kekurangan nutrisi dan lebih ekonomis karena volume yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan pupuk organik padat. Kelompok Tani Karya Mesari berharap dapat memasarkan produk ini secara komersial di masa mendatang sehingga mereka tidak harus membeli pupuk selain anggota Simantri dan petani Subak setempat, melainkan penjualan pupuk cair Biourin sebagai keuntungan ekonomi.