Yogyakarta, tersurat.com – Ini adalah pertanyaan bagi kebanyakan investor pemula. Perencana keuangan Finansialku, Harryka Joddy P, mengatakan awal tahun ini potensi investasi syariah akan terus meningkat. Ada beberapa alasan untuk memprediksi bahwa lingkungan investasi akan lebih segar. Pertama, di akhir tahun, suku bunga dasar Bank Indonesia diturunkan. Program vaksinasi COVID-19 yang dimulai juga memberikan perasaan positif.
- Baca Juga : Tips Berinvestasi Emas & Kesalahan Investasi Yang harus dihindari !
Tak hanya itu, pemerintah juga mengoptimalkan program pemerintah untuk memulihkan perekonomian negara dengan mengoptimalkan lembaga SWF (Sovereign Wealth Fund) yang ada saat ini untuk menarik investor. Jadi bersiaplah untuk berpikir ini saat yang tepat untuk berinvestasi. Bagi yang tertarik dengan investasi syariah, yuk ketahui dulu apa itu investasi syariah. Selanjutnya, apa perbedaan investasi yang umum?
Investasi syariah bagi investor
1. Cara mengenali investasi syariah
Ada berbagai jenis investasi syariah, dari deposito syariah, sukuk, emas hingga enam kalmet syariah di reksa dana syariah. Sesuai dengan prinsip Syariah Islam yang ingin Anda investasikan di pasar modal sekarang, Anda tidak perlu bingung. Cara mudah bagi investor pemula untuk menanamkan uang berdasarkan prinsip Syariah adalah dengan melihat dan mengacu pada Daftar Efek Syariah (DES). Daftar Efek Syariah adalah kumpulan efek dari pasar modal yang ditetapkan oleh OJK dan MUI yang tidak melanggar Prinsip Syariah.
2. Perbedaan antara investasi syariah dengan investasi umum
Bagian yang membedakan dengan investasi umum adalah semua bentuk investasi syariah harus berpegang pada kaidah dan prinsip syariah serta terikat dengan ketentuan dan aturan dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.
Prinsip Syariah dan Contoh Prinsip yang Diperlukan untuk Bermigrasi ke Metode Investasi Syariah adalah menghindari faktor-faktor seperti maisir (perjudian), gharar (ketidakpastian), dan riba (tambahan).
3. Persamaan antara investasi syariah dengan investasi konvensional
Harryka mengatakan pada dasarnya semua investasi syariah dan non syariah atau investasi yang ada bertujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa depan. Ini juga merupakan sarana investasi yang legal dan dilindungi secara hukum. Investasi syariah juga dapat menghasilkan keuntungan dalam bentuk bagi hasil, tergantung dari karakteristik investasinya, seperti kupon, dividen, dan capital gain. Bergantung pada kondisi kedua pasar, hal ini juga dapat merugikan investor.
Bingung memilih metode investasi syariah yang seperti apa?
4. Selanjutnya, apakah investasi syariah terbaik?
Pilihan terbaik sejalan dengan tujuan keuangan Anda, termasuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Anda juga dapat menggunakan toleransi risiko untuk menyesuaikan profil risiko untuk setiap alat.
Misal saja saham syariah yang memiliki tingkat resiko cukup tinggi cocok untuk investasi pada target keuangan jangka panjang yang berkisar 10 tahun atau lebih.
5. Mengapa sekarang saat yang tepat untuk berinvestasi di Syariah ini?
Secara umum, menurut ini waktu dan saat yang tepat untuk berinvestasi. Alasan pertama, suku bunga dasar Bank Indonesia turun di akhir tahun. Program vaksinasi COVID-19 yang dimulai juga memberikan perasaan positif. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengoptimalkan program pemerintah untuk memulihkan perekonomian negara dengan mengoptimalkan lembaga SWF (Sovereign Wealth Fund) yang ada saat ini untuk menarik investor.
Ada alasan lain yang lebih kuat, terutama untuk investasi syariah. Pemerintah saat ini sedang menjaga perekonomian syariah Indonesia. Pada Mei 2019, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mencanangkan MasterPlan Ekonomi Syariah Indonesia 2019 sampai 2024. Ini adalah program yang dimulai untuk menghidupkan kembali ekonomi syariah Indonesia. Artinya, banyak elemen positif dari segi kebijakan dan regulasi yang mendukung praktik ekonomi syariah, termasuk investasi syariah.