TerSurat.com Yogyakarta – Kambing merupakan salah satu usaha ternak yang paling menguntungkan dan menguntungkan tanpa spekulasi. Keunggulan lain dari pemeliharaan kambing selain untuk budidaya dan produksi daging adalah bahwa ternak kambing juga menghasilkan pupuk yang bernilai tinggi yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman, sehingga ternak kambing dapat diintegrasikan dengan tanaman, misalnya di kebun kopi.
Baca Juga : Tahukah Perbedaan Antara Sayuran Hidroponik dan Organik??
Potensi ternak kambing khususnya di Bangka Belitung cukup menjanjikan karena kebutuhan daging kambing yang sangat tinggi pada populasi kambing yang tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan sehingga masih didatangkan dari luar. Belum lagi perlunya hari raya Islam seperti Idul Adha, mengingat M,asyarakat Indonesia mayoritas lebih dari 75% penduduk Indonesia beragama Islam.
Setidaknya ada beberapa manfaat pemeliharaan kambing, antara lain:
1. Modal relatif lebih kecil
dibandingkan dengan ternak ruminansia lainnya. Untuk memulai menjadi kambing kita bisa memulainya dengan modal kecil, tapi tetap bisa untung. Langkah pertam Kita bisa mulai beternak 1 smapai 2 indukan muda atau lebih dengan 1 indukan, harga indukan dan indukan relatif lebih murah dari harga indukan. Kandang dan lahan juga tidak membutuhkan tempat yang luas untuk 3 ekor kambing, cukup membutuhkan kandang dengan luas sekitar 6-8 m2, dan ketersediaan pakan di Bangka Belitung cukup tinggi.
2. Masa panen cepat Dengan perawatan yang baik,
indukan kambing muda umur 8 sampai 9 bulan pertama kali diternakkan untuk kambing buncis (Kambing Lolit, 2009), tetapi ada juga yang berumur diatas 12 bulan, jenis kambing. Dan kambing menunjukkan tanda-tanda kehamilan jika tidak menunjukkan kenikmatan 3 minggu setelah menikah. Masa kebuntingan kambing sekitar 5-6 bulan, sehingga kambing dapat menghasilkan anakan pada umur 15-18 bulan setelah lahir, dengan jumlah anakan mencapai 1-2 ekor / indukan. Dengan masa kawin dan kehamilan yang cepat, kambing dapat dipanen dengan cukup cepat.
3. Kebutuhan pakan yang lebih sedikit
Kebutuhan pakan yang lebih sedikit dan lebih murah,kambing membutuhkan pakan yang lebih sedikit dibandingkan ruminansia lainnya, dengan berat antara 15 dan 25 kg. Kambing hanya membutuhkan 1,5 – 3 kg pakan per hari agar tetap dapat meraih kebutuhan dan biaya pakan. Dengan memanfaatkan tanah di sekitar kandang untuk menanam rumput dan polong-polongan seperti indigofera sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pakan. Limbah pertanian di sekitar kandang juga dapat kita manfaatkan untuk bahan makanan seperti limbah pasar tradisional, karangan bunga pisang, limbah sawit, limbah singkong, dll.
4. Sampah ternak kambing juga menguntungkan
kotoran kambing memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Rata-rata kambing dewasa mengeluarkan 0,63 kg feses / ekor / hari, tergantung jumlah pakan dan sisa pakan, sekitar 40-50%. Keduanya bisa digunakan sebagai bahan kompos. Selain limbah padat, urine kambing juga dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk organik cair dengan kandungan nitrogen 0,51 – 0,71% dan produksi rata-rata 0,6 – 2,5 l / hari / ekor. Dengan fakta tersebut maka bisa di simpulkan bahwa nilai ekonomis kotoran kambing cukup baik bila dijadikan sebagai pupuk kompos yang dimana pupuk tersesbut bisa di pakai untuk lahan pertanian sendiri atau di jual ke para petani dengan kisaran harga Rp. 2000-3000 / kg
Dengan keunggulan tersebut maka sangat layak untuk dikembangkan kambing di Semua wilayah yang ada di indonesia, dengan potensi lahan yang luas dan potensi biomassa pakan yang melimpah dari limbah pertanian dan perikanan,