Daftar Isi
Tersedak merupakan penyakit pada sistem pernafasan dan tentunya penyakit ini menyebabkan penurunan fungsi paru-paru dan jaringan tubuh lainnya.
Pengertian
Asfiksia adalah penyakit pada sistem pernapasan yang mempengaruhi paru-paru.
Asfiksia adalah penyakit dimana pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh terganggu karena fungsi paru-paru, pembuluh darah dan jaringan tubuh lainnya.
Asfiksia biasanya disebabkan oleh adanya bakteri dipococcus pneumoniae, sehingga alveolus terisi oleh mukus dan cairan dari limpa.
Selain itu, penyakit ini disebabkan oleh keracunan CO dan HCN atau gangguan pada sistem sitokrom, yaitu enzim pernapasan.
Nah, ketika alveolus terisi cairan dengan sengaja atau tidak, rasanya seperti tenggelam.
Dengan demikian, pada orang yang tenggelam, alveolus akan terisi air sehingga difusi oksigen akan sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali sehingga menyebabkan orang tersebut mengalami syok dan berhenti bernapas.
Penyebab Asfiksia
Tersedak dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, termasuk:
Dipl Bakteri Diplococcus Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini mengisi alveoli dengan cairan getah bening. Hal ini mengakibatkan terganggunya pengangkutan oksigen (O2) ke jaringan tubuh, yang disebabkan oleh gangguan fungsi paru-paru, pembuluh darah atau jaringan tubuh.
• Gas beracun Karbon monoksida (CO), penyebab lainnya yang memiliki kemampuan yang jauh lebih tinggi untuk mengikat hemoglobin daripada oksigen (O2). Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen yang diperlukan untuk proses oksidasi nutrisi.
• Tersedak makanan atau benda lain, kondisi ini menyebabkan obstruksi jalan napas di dalam dan di luar paru-paru. Orang tua dan anak kecil berisiko mati lemas karena makanan atau benda lain.
• Aspirasi. Meskipun keduanya menyebabkan mati lemas, aspirasi berbeda dengan sesak napas. Aspirasi terjadi ketika makanan atau cairan memasuki saluran udara atau paru-paru. Contohnya terjadi saat tenggelam.
• Tersedak. Tersedak atau mati lemas akan mengakibatkan udara tidak dapat masuk ke paru-paru.
• Overdosis obat yang menyebabkan overdosis, seperti opioid, dapat menyebabkan masalah pernapasan.
• Asfiksia pada anak kecil. Kekurangan oksigen dapat terjadi pada bayi dalam kandungan, hal ini dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen dalam darah ibu. Saat bayi lahir, ada beberapa risiko yang bisa menyebabkan bayi mati lemas, seperti tali pusar atau kondisi saat melahirkan.
• Kejang. Kejang epilepsi dapat menyebabkan seseorang mengalami kesulitan bernapas, seperti sleep apnea, yang menurunkan kadar oksigen dalam tubuh.
Gejala
Ada empat tahap gejala Asfiksia:
• Tahap pertama
sesak napas atau sianosis, asfiksia, yang berlangsung sekitar empat menit. Fase ini terjadi karena kadar oksigen yang rendah dan kadar karbon dioksida yang tinggi. Tingkat karbon dioksida yang tinggi merangsang medula oblongata, yang menyebabkan perubahan pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Pernapasan tampak cepat, keras dan berat. Pada tahap ini, tekanan darah meningkat secara signifikan.
• Tahap kedua
kejang asfiksia, berlangsung sekitar dua menit. Namun, pada tahap ini, pasien akan mengalami kejang klonik, kemudian serangan detonasi, dan kemudian kejang opistotonik. Kehilangan kesadaran, pupil melebar, nadi melambat, tekanan darah menurun.
• Tahap ketiga
asfiksia, berlangsung sekitar satu menit. Fase ini dapat diamati dalam bentuk depresi pusat pernapasan (sesak napas), kehilangan kesadaran hingga hilangnya dan relaksasi sfingter.
• Tahap akhir
asfiksia ditandai dengan kelumpuhan total pusat pernapasan. Jantung berdetak di sana untuk sementara waktu, kemudian berhenti bernapas dan kemudian mati.
Pencegahan Asfiksia
Untuk mencegah masalah pernapasan, cegah dengan cara berikut:
• Istirahat yang cukup.
• Asupan cairan yang cukup.
• Pergi untuk olahraga.
• Hindari polusi udara.
• Tidak merokok.
• Menjaga kebersihan.
• Makan makanan yang sehat.
• Menjaga berat badan.
Beberapa cara di atas baik untuk orang yang menderita asfiksia karena beberapa cara di atas dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh serta mencegah penyakit pernapasan.