Omicron. Ternyata varian ini sudah menyebar ke beberapa negara dan merupakan salah satu versi transfer rate yang sangat cepat. Tercatat, hingga 15 Februari 2022, peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia telah memecahkan rekor 57.049 kasus. Hal ini tentu saja membuat orang berusaha mencegah infeksi dengan segala cara.
Meski gejala Omicron dianggap sebagian orang sebagai gejala flu, namun kontraksi virus COVID-19 sendiri tidak bisa dianggap remeh. Selain berbahaya bagi orang yang komorbid dan rentan, gejala COVID-19 dapat mengganggu produktivitas jangka panjang mulai dari demam, pusing, mual hingga lemas. Anda juga dapat menjaga diri sendiri dengan mengikuti beberapa tindakan pencegahan.
Cara efektif mencegah penyebaran virus Omicron
Meski virus Omicron merupakan salah satu varian COVID-19 yang paling menular, beberapa hal tetap bisa mencegah penyebaran COVID-19. Berikut adalah 8 cara efektif yang kami kumpulkan khusus untuk teman-teman kami:
1. Dapatkan 2 vaksinasi + vaksin booster untuk mencegah omicron
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi dengan dosis penuh dapat mengurangi risiko seseorang mengalami gejala parah bahkan kematian akibat virus COVID-19. Vaksinasi dua kali saja tidak cukup, namun pemerintah juga menganjurkan dosis booster atau dosis ketiga.
Menurut sebuah laporan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), seseorang yang divaksinasi dengan dosis booster 4 kali lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi COVID-19 dibandingkan mereka yang hanya menerima dua kali dosis vaksin.
Untuk divaksinasi, Anda harus berusia minimal 18 tahun dan telah menerima dosis kedua Anda lebih dari 6 bulan yang lalu. Anda dapat memeriksa langsung dari aplikasi PeduliLindung dengan mengklik menu “Riwayat dan Tiket Vaksin” untuk melihat apakah Anda bisa mendapatkan vaksin booster. Siapa di antara Anda yang telah divaksinasi untuk ketiga kalinya?
2. Ikuti aturan karantina setelah bepergian untuk mencegah Omicron
Apakah Anda baru-baru ini bepergian ke luar negeri? Pastikan Anda mengikuti aturan karantina saat tiba di bandara. Mulai 1 Maret 2022, pemerintah berencana memberlakukan karantina terpusat selama tiga hari baik bagi warga negara Indonesia maupun orang asing yang diizinkan masuk kembali.
Dengan terus memantau tes PCR yang masuk dan keluar, penumpang juga didorong untuk terus melakukan tes PCR mandiri di hari kelima dengan memantau kesehatannya.
Karantina ini wajib dilakukan oleh wisatawan asing agar efektif memutus rantai penularan COVID-19. Jangan sampai temanmu mengabaikan aturan karantina karena kamu tidak merasakan gejala apapun.
Selain bertanggung jawab terhadap orang tersayang, keluarga juga lebih aman dari paparan Omicron COVID-19.
3. Jaga kebersihan tangan Anda
Meskipun terdengar sederhana, menjaga kebersihan tangan adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus apa pun, termasuk Omicron. Tanpa disadari, tangan bisa menjadi salah satu cara terpenting virus masuk ke dalam tubuh. Misalnya saat kita makan, kita mengucek mata atau sekedar menjaga wajah.
Oleh karena itu, Anda dapat memulai kebiasaan sehat dengan mencuci tangan setelah setiap perjalanan atau setelah makan atau sebelum makan. Jangan hanya bilas dengan air, pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Selain itu, Anda juga bisa membiasakan membawa tas tangan saat bepergian demi keamanan.
4. Pakai masker dan jaga jarak saat bepergian
Berbeda dengan masa sebelum pandemi, masker kini dianggap sebagai kebutuhan sebelum keluar rumah. Dengan berkembangnya pandemi dan munculnya varian Omicron, penelitian terbaru menyarankan penggunaan masker dua lapis (kombinasi masker kain dan masker medis) atau masker N95/KN95.
Diketahui bahwa masker dua lapis dapat mengurangi penyebaran virus hingga 85,4%. Selain itu, masker cadangan juga harus dibawa dalam perjalanan yang lebih lama, karena masker hanya bertahan hingga 4 jam.
Setelah masker wajah digunakan dengan benar, kerumunan juga harus dihindari untuk menghindari penyebaran virus yang tidak terkendali. Akan lebih baik lagi jika jarak aman 1 meter atau jarak sosial dengan orang lain juga dipertahankan, sesuai dengan rekomendasi WHO.