Jika Anda mengalami keputihan, jangan khawatir. Pasalnya, kondisi ini sangat normal dan umum terjadi pada wanita. Cairan ini sebenarnya membantu membersihkan kotoran, menjaga vagina tetap bersih dan lembab, serta melindungi vagina dari infeksi. Namun, banyak orang mengalami keputihan setelah berhubungan seks.
Cara mengatasi keputihan setelah berhubungan intim
Penyebab keputihan setelah berhubungan seks bisa jadi karena kebiasaan sehari-hari.
Misalnya, menggunakan sapu tangan untuk mengeringkan vagina setelah buang air kecil atau buang air besar.
Atau kenakan celana dalam sintetis yang ketat yang tidak menyerap keringat dan menjaga kelembapan vagina. Celana ketat juga bisa menyebabkan keputihan.
Berikut cara mengatasi keputihan setelah berhubungan intim yang sering dialami wanita.
1. Jaga kebersihan bagian intim Anda
Iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon dan alat kontrasepsi juga dapat menyebabkan keputihan.
Oleh karena itu, cara mengatasi keputihan setelah berhubungan seks adalah dengan selalu menjaga kesehatan organ intim Anda dan memiliki kehidupan seks yang sehat untuk mencegah keputihan dan penyakit menular seksual lainnya.
Penyebab lain keputihan adalah terlalu malas untuk mengganti pembalut. Karena itu, saat menstruasi, sebaiknya ganti pembalut setiap 4-8 jam. Begitu pula dengan surat kabar harian.
Area genital harus dijaga sebersih mungkin. Cuci setiap hari tanpa sabun atau dengan sabun non-alergi ringan (seperti sabun gliserin).
Pembilasan dan pengeringan menyeluruh juga dianjurkan. Mengganti pakaian dalam setiap mandi dapat membantu mengurangi keputihan.
2. Pengobatan antibiotik
Penyebab serius keputihan setelah berhubungan seks biasanya memerlukan perawatan khusus. Misalnya, infeksi bakteri diobati dengan antibiotik.
Beberapa tindakan umum dapat membantu meringankan gejala, meskipun tidak meredakan infeksi.
Antibiotik dapat berupa gel atau krim yang dimasukkan ke dalam vagina atau tablet yang diminum secara oral.
Antihistamin oral juga dapat mengurangi rasa gatal. Beberapa antihistamin juga menyebabkan kantuk.
3. Kompresi air es
Menerapkan kompres es ke alat kelamin atau duduk di bak mandi air panas dapat mengurangi rasa sakit dan gatal akibat keputihan setelah berhubungan seks.
Mandi dilakukan dalam posisi duduk, air hanya menutupi alat kelamin dan dubur. Mandi dapat dilakukan di bak mandi dengan sedikit air atau di baskom besar.
Membilas alat kelamin dengan air hangat yang dikeringkan juga bisa meredakan rasa sakit.
4. Hindari menggunakan produk beraroma
Sejak remaja, kebersihan alat kelamin perlu dijaga.
Mereka perlu mempelajari praktik-praktik higienis seperti menyeka dari depan ke belakang, mencuci tangan setelah buang air besar dan kecil, dan menghindari menyentuh area genital.
Demikian pula, hindari produk parfum yang membersihkan area genital.
Jika produk seperti krim, bedak, sabun atau kondom terus-menerus mengiritasi, sebaiknya jangan digunakan.
Wanita disarankan untuk tidak menggunakan semprotan kebersihan kewanitaan atau semprotan air. Produk ini tidak menghilangkan kotoran dan dapat memperburuknya.
Mandi dapat meningkatkan risiko penyakit radang panggul.
Cara membersihkan vagina yang tidak cocok setelah buang air kecil, bisa juga menjadi penyebab keputihan.
Sebaiknya ibu membilas vagina mulai dari vagina hingga anus. Kemudian pastikan air yang Anda gunakan bersih dan tidak menyebabkan keputihan.
Ketika datang untuk mencuci vagina, hindari menggunakan pembersih vagina karena disinfektan yang dikandungnya dapat membunuh bakteri normal yang dibutuhkan untuk menjaga vagina tetap sehat.
6. Temui dokter
Jika keputihan berlanjut setelah berhubungan seks dan disertai dengan luka, gatal, kemerahan, bengkak atau terbakar saat buang air kecil, sebaiknya segera hubungi dokter.
Jangan remehkan hal ini, meski ibu sering mengalami keputihan.
Keputihan bisa disebut abnormal jika disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur yang menyerang area genital.
Dokter akan meresepkan pengobatan tergantung pada penyebab keputihan.
Itu saja ya bunda, penjelasan tentang keputihan setelah berhubungan intim dan cara mengatasinya. Semoga ibu bisa membedakan keputihan normal dan tidak normal, ya!