Aroma keberuntungan menyelimuti kemenangan Juventus atas Fiorentina di babak pertama Piala Italia, Kamis (3 Maret 2022). Seperti diketahui, Bianconeri menang 1-0.
Nyatanya, Juventus tidak bergerak di depan Fiorentina, terutama di babak pertama. Namun gol bunuh diri Lorenzo Venut di penghujung pertandingan membantu Juventus meraih kemenangan.
Juventus tak mampu menunjukan penampilan terbaiknya di semifinal Piala Italia Fiorentina. Seorang pemain dari Juventus cedera.
Kamis dini hari (3 Maret 2022), babak pertama FIBentina-Juventus pada WIB, semifinal Piala Italia akan dimainkan di Artemio Franch. Pertandingan dimulai pukul 03:00 WIB.
Juventus pergi ke Florence dengan tim yang tidak ideal. Juventus mengalami badai cedera, dengan total sembilan pemain di ruang operasi.
Bolaneters bisa memetik lima pelajaran menarik dari pertandingan di Stadion Artemio Franchi. Gulir ke bawah untuk informasi lebih lanjut.
Babak kedua
Di babak kedua, Juan Cuadrado melewati pertahanan Florence dari sisi kanan. Bola meluncur cepat, mengenai Venuti yang tidak hati-hati dan berbalik ke arah gawang.
Ini bukan pertama kalinya Venuti mencetak gol bunuh diri.
Dia melakukan hal yang sama November lalu ketika Fiorentina menjamu Milan dalam pertandingan Serie A. Momen yang sama juga terjadi pada Artemio Franchille secara ekstrem.
Bedanya, gol bunuh diri tak membuat Fiorentina kalah. Viola memimpin dengan dua gol sebelum Venuti sengaja menjatuhkan bola ke gawangnya sendiri. Dalam pertandingan itu, Fiorentina menang 4-3.
Babak Pertama yang Buruk
Kemenangan ini tentu tidak membuat Juventus puas. Karena ada beberapa catatan penting yang perlu mereka perbaiki. Terutama di babak pertama.
Jika ada yang bisa memuji Juventus di babak pertama, maka itu adalah pertahanan.
Fiorentina menunjukkan banyak kekurangan sambil terus melakukan tekanan. Namun serangan balik Juventus kerap terhenti sebelum La Viola masuk ke kotak penalti.
Ada banyak alasan. Pertama, pilihan pemilik Allegrin XI. Serangan balik membutuhkan serangan cepat. Moise Kean dan Marley Ake tidak mengharapkan ini, sementara Alvaro Morata dan Juan Cuadrado diganti.
Juventus Kekurangan Pemain Kreatif
Performa buruk di babak pertama bisa jadi karena lini tengahnya. Ada kekurangan pemain kreatif. Arthur Melo, sang Rektor, belum melakukan operan yang bisa merusak lini serang.
Adrien Rabiot juga terlihat kebingungan karena sulit membantu proses transisi.
Terkadang ia terlalu banyak menarik diri hingga terlambat untuk memimpin mengisi area pertahanan Viola. Hal yang sama berlaku untuk Manuel Locatelli.
Dalam situasi ini, kehadiran Paulo Dybala dan Federico Chiesa sangat dirindukan. Sayangnya, kedua pemain tersebut tidak bisa ikut karena cedera. Juan Cuadrado dan Alvaro Morata yang masuk di babak kedua cukup membantu.
Benteng Kokoh Bianconeri
Seperti yang telah disebutkan di paragraf sebelumnya, pertahanan Juventus tampil sangat cemerlang di laga ini. Terlepas dari tekanan, mereka tidak takut untuk membangun garis pertahanan yang sedikit lebih tinggi dari yang seharusnya.
Untuk alasan ini, beberapa peluang Fiorentina sebagian besar muncul dari tembakan jarak jauh. Situasi kemudian memfasilitasi penyelamatan Mattia Perin dan menjadi yang terbaik di industri.
Penampilan Perin juga patut diacungi jempol. Operasi ini tanpa cacat. Perintahnya di bawah mistar gawang juga membuat pertahanan Juventus lebih tertata.
Satu Kaki di Final
Gol tersebut cukup membantu Juventus mencapai final. Untungnya, sistem piala tandang masih digunakan di Piala Italia. Oleh karena itu, beban kembalinya Juventus akan berkurang secara signifikan.
UEFA telah menghapus aturan gol tandang dari kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa.
Namun, pihak penyelenggara Coppa Italia akan tetap menggunakan regulasi ini dan tidak akan menggantinya hingga musim depan, seperti dilansir Football Italia.
Dengan cara ini, Juventus tidak punya pilihan selain mengincar hasil imbang di babak kedua pada bulan April. Situasi semakin menguntungkan saat ia bermain di markas mereka, Allianz Stadium.